Kamis, 15 Juli 2010

Mereka Hanya Pandai Bicara

Mereka hanya pandai berkata bahwa hal seperti ini adalah salah dan yang seperti itu adalah benar. Mereka hanya pandai berucap bahwa kita tak boleh begitu dan harus begini. Mereka hanya pandai membual bahwa ia lebih baik dari kita dan kita tak lebih baik. Mereka hanya pandai berujar bahwa apa yang kita lakuakan itu keliru dan yang orang lain lakukan itu benar. Mereka hanya pandai berkata; Menurut Al-Qur'an begini, menurut Al-Hadist begini, menurut undang-undang begini, menurut para ulama begini, menurut hakim begini, menurut guru besar begini, menurut orang pintar begini dan sikap kita yang begitu harus dibeginikan sedangkan ia yang berkata sikapnya tak dibeginikan meskipun sebenarnya begitu.

Menyebarluaskan apa yang kita ketahui dan membenarkan apa yang menurut ketentuan benar memang baik. Bahkan Tuhan segala agama pun menyuruh kita untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling menegur saat melakukan kesalahan.

Mengingatkan itu mudah, menegur apalagi. Menyuruh orang lain untuk berbuat kebaikan itu gampang tapi untuk melakukannya sendiri itu sulit. Perbuatan seperti inilah yang akhir-akhir ini menjadi penyakit di kalangan para pembesar. Entah itu para pembesar negara seperti presiden, perdana mentri, jajaran kabinetnya dan seluruh pemimpin lainnya sampai kepada rakyatnya yang merasa menjadi 'pemimpin'. Entah itu para pembesar agama -kecuali Nabi SAW- seperti kyai, ustadz, ulama, haji hingga pada para santrinya. Entah itu pembesar di dunia pendidikan seperti guru besar, dosen, kepala sekolah, guru SMA setingkat, guru SMP setingkat, guru SD setingkat hingga pada para muridnya yang biasa 'mengggurui'. Semuanya seakan hanya peduli pada nilai kebenaran dan kekeliruan yang ada pada tingkah laku seseorang yang selalu harus dijudge lain tanpa memperhatikan tingkahnya yang kadang lalai dari aturan dan kewajiban.

Ya, inilah saatnya untuk kita memperbaiki diri karena apa yang kita ucapkan harus selaras dengan apa yang kita lakukan. Apabila tidak, maka kita tak lebih dari seorang munafik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar