Sabtu, 08 Mei 2010

ADA DUA SISI

Apa yang terbersit di benak anda saat seseorang mengatakan bahwa satu keping uang logam memiliki dua sisi yang berbeda? Mungkin anda akan berkata, tentu saja demikian. Bila tidak, maka uang tersebut tidak akan bernilai apapun. Coba bayangkan bila satu keping uang logam hanya memiliki satu sisi yang gambarnya itu-itu saja. Lambang garuda misalnya pada uang koin Rp.500,00, maka uang logam itu tidak akan bernilai karena tidak menunjukkan nilai yang terkandung di dalamnya. Begitu pula bila hal yang sebaliknya terjadi, satu uang koin hanya memuat gambar nilai rupiah yang terkandung di dalamnya tanpa menampilkan lambang garuda. Maka yang terjadi kemudian adalah munculnya ilegalitas koin.
Lalu, yang menjadi masalah adalah apabila kedua sisi uang koin tersebut terdapat dalam diri seorang manusia. Dalam konteks ini tentu menyangkut sifat alami seorang individu; sifat terpuji dan sifat tercela. Bila pada uang koin, setiap sisi memiliki hubungan yang erat dan memberikan nilai yang lebih pada sekeping logam. Bagaimanan dengan kedua sifat alami manusia di atas? Apakah keduanya saling melengkapi dalam maksud sifat yang baik tak kan ada tanpa sifat yang buruk? Memang demikian, seperti pada uang koin dua sisi itu harus saling berdampingan, namun haruskah dua sifat alami manusia tersebut juga saling berdampingan dalam diri seorang manusia?
Ada beberapa hal yang sebenarnya berpasangan dan saling melengkapi namun ada juga hal-hal yang berpasangan namun tak saling melengkapi dan malah menjadi perusak bagi pasangannya, salah satunya adalah sifat alami manusia tersebut. Sifat manusia yang baik dan buruk tak dapat bisa jalan berdampingan . Oleh karena itu, adalah jalan yang lebih baik untuk menghilangkan sifat buruk kita karena sebenarnya saat sifat baik dan buruk berdampingan maka tak akan ada kebaikan yang mutlak namun yang ada hanyalah keburukan yang tersamarkan.

3 komentar: